FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BAYI
MENGENAI ASI EKSKLUSIF
ABSTRAK
Latar belakang : ASI merupakan
makanan yang ideal untuk bayi terutama pada bulan-bulan pertama. Pemberian ASI
eksklusif dianjurkan untuk jangka waktu minimal enam bulan (Roesli, 2008).
Hingga saat ini ASI masih
merupakan gizi terbaik untuk bayi, karena komposisi zat zat gizi didalamnya secara
optimal mampu menjamin pertumbuhan dan perkembangan pada kecerdasan bayi.
Tujuan penelitian : Mengetahui
beberapa faktor yang berhubungan dengan pemberian MP ASI pada bayi usia 0-6
bulan
Metode penelitian : Jenis penelitian
ini adalah deskriptif korelasi dengan rancangan cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas yang mempunyai bayi usia
0-6 bulan Pemilihan sampel dilakukan dengan Total Sampling. Analisis
statistik yang digunakan dalam penelitian ini dengan uji chi square.
Hasil Penelitian : secara statistik
dengan menggunakan uji Chi-Square didapatkan nilai p (0.001 < α (0,05),
nilai p tersebut ada hubungan bermakna antara pendidikan ibu tentang MP ASI
dengan pemberian Makanan Pendamping ASI pada bayi usia 0-6 bulan, nilai p
(0.003 < α (0,05), nilai p tersebut menunjukkan ada hubungan bermakna antara
pengetahuan dengan pemberian Makanan Pendamping ASI pada bayi usia 0-6 bulan,
nilai p (0.002 < α (0,05), jadi ada hubungan bermakna antara pekerjaan dengan
Makanan Pendamping ASI pada bayi usia 0-6 bulan dan didapatkan nilai p (0.001)
< α (0,05) ada hubungan bermakna antara fakor sosal budaya pemberian Makanan
Pendamping ASI pada bayi usia 0-6 bulan
Kesimpulan : Jadi dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara pendidikan ibu dengan pemberian MP ASI
pada bayi usia 0-6 bulan. Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian MP
ASI pada bayi usia 0-6 bulan. Ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan
pemberian MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan. Ada hubungan antara sosial budaya
ibu dengan pemberian MP ASI pada bayi usia 0- 6 bulan.
Kesimpulan dalam
penelitian ini ada hubungan antara pendidikan dan pengetahuan dengan perilaku
pemberian ASI eksklusif. Tidak ada hubungan antara umur dan sikap dengan
perilaku pemberian ASI ekslusif. Sebagai salah satu cara untuk meningkatkan
perilaku pemberian ASI eksklusif maka disarankan untuk lebih meningkatkan
kepedulian, penyuluhan dan peran serta masyarakat tentang ASI eksklusif,
disamping itu untuk mempercepat peningkatan pemberian ASI eksklusif secara
efektif maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut agar tercapai generasi
yang sehat, cerdas dan kuat dikemudian hari.
Saran : Diharapkan bagi
orang tua yang memiliki bayi usia 0-6 bulan agar mampu memenuhi kebutuhan gizi
bayi dengan memberikan ASI saja guna meningkatkan kualitas gizi pada bayi.
A. Latar
belakang
ASI merupakan makanan yang ideal untuk bayi
terutama pada bulanbulan
pertama.
Pemberian ASI eksklusif dianjurkan untuk jangka waktu minimal enam bulan
(Roesli, 2008 : 87). Hingga saat ini ASI masih merupakan gizi terbaik untuk
bayi, karenaM komposisi zat-zat gizi didalamnya secara optimal mampu menjamin pertumbuhan
dan perkembangan pada kecerdasan bayi. Selain itu, ASI juga mengandung zat
imonologik yang membantu melindungi bayi dari infeksi dan serangan penyakit
khususnya usia 4 sampai 6 bulan pertama sejak kelahiran bayi (Depkes RI, 2005 :
53). Suatu penelitian di Eropa menunjukkan anak-anak berusia 9,5 tahun yang mendapatkan
ASI, memiliki IQ 12,9 poin lebih tinggi dari pada anak-anak yang tidak mendapat
ASI. Sementara peran lain dari ASI yaitu soal EQ (kemampuan sosialisasi) anak, kedekatan
dengan ibu waktu mendapat ASI dapat mempengaruhi dalam perkembangan emosi anak
(Roesli, 2008: 87). ASI mengandung protein lebih dibanding Air Susu Sapi (ASS),
protein ASI mempunyai nilai nutrisi yang tinggi dan lebih mudah dicerna. ASI mengandung
karbohidrat relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan ASS, karbohidrat yang
utama terdapat dalam ASI adalah laktosa. Kadar lemak dalam ASI merupakan sumber
kalori yang utama bagi bayi dan sumber vitamin yang larut dalam lemak. ASI juga
mengandung mineral yang lengkap dan merupakan bahan pembentuk tulang, ASI
merupakan sumber air yang secara metabolik adalah aman (Soetjatiningsih, 2005:
98). Namun kenyataannya penggunaan ASI hingga saat ini belum menggembirakan.
Berbagai studi dan pengamatan menunjukkan, bahwa dewasa ini terdapat
kecenderungan penurunan pemberian ASI dan menggantikan pemberian ASI dengan susu
fomula di masyarakat. Adanya kenaikan tingkat partisipasi wanita dalam
aktifitas kerja, peningkatan sarana komunikasi dan transportasi yang memudahkan
periklanan susu formula serta luasnya distribusi susu formula, dapat menjadi
kecenderungan menurunnya kesediaan menyusui maupun lamanya menyusui baik dipedesaan
maupun diperkotaan (Soetjiningsih, 2004: 102). Banyak orang tua menganggap bahwa
kebutuhan nutrisi bayi tidak cukup hanya dengan ASI, sehingga bayi perlu
dibantu dengan memberikan makanan pendamping ASI. Pemberian makanan pendamping
ASI berupa susu formula pada kalangan orang tua sudah menjadi hal yang biasa,
dengan berbagai alasan yang diberikan seperti ASI yang keluar sedikit,
kesibukan ibu, kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian ASI, hemat waktu,
tergiur dengan kandungan susu formula yang ditawarkan. Kebanyakan orang tua menilai
pemberian susu formula hamper setara dengan ASI dan dapat mencukupi kebutuhan
gizi bayinya.
B. Rumusan
masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang diatas peneliti mengajukan rumusan masalah yaitu “Beberapa faktor yang berhubungan
dengan pemberian MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan.
C. Tujuan
Tujuan
khusus :
1)
Mengetahui gambaran pemberian MP ASI pada bayi 0-6 bulan
2)
Mengetahui hubungan pendidikan ibu dengan pemberian makanan pendamping ASI pada
bayi 0- 6 bulan
3)
Mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian makanan pendamping ASI pada
bayi 0-6 bulan
4)
Mengetahui hubungan pekerjaan ibu dengan pemberian makanan pendamping ASI pada
bayi 0-6 bulan
5)
Mengetahui hubungan faktor sosial budaya dengan pemberian makanan pendamping
ASI pada bayi 0- 6 bulan.
D.
Manfaat
Ø Bagi
peneliti
Mengaplikasikan ilmu yang di peroleh dalam perkuliahan khususnya dalam
bidang peneliti serta memberi bahan masukan dan perbandingan bagi peneliti
lanjut yang serupa.
Ø Bagi
bayi
Dapat membantu kekebalan tubuh bayi, serta dapat meningkatkan
perkembangan otak dan tumbuh kembang bayi.
E . Tinjauan Pustaka
Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi terbaik bagi bayi dengan
kandungan gizi paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan optimal menurut
Williams (2006), menyebutkan ASI mengandung sedikitnya 100 macam zat yang tidak
terdapat dalam susu formula. Pemberian ASI eksklusif dari berbagai segi akan
sangat menguntungkan. Selain bagi bayi juga bagi ibu. Lebih dari itu dari sudut
pandang psikologis, ASI adalah sarana pendekatan hubungan ibu dan bayi yang
paling efektif. Dampak yang muncul dari tidak diberikannya ASI eksklusif pada
bayi atau ASI parsial adalah menurunnya imunitas bayi.
F.
Metodologi
Jenis
Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif korelasi yang bertujuan untuk menjelaskan
hubungan antara variabelvariabel baik bebas maupun terikat. Penelitian ini
dilakukan dengan pendekatan cross sectional, yaitu suatu pendekatan
penelitian pada variabelvariabel yang diobservasi sekaligus dalam waktu yang
sama (Notoatmodjo, 2002 : 82).
Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian
(Arikunto, 2002). Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas
dan ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan .
Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi
yang akan diteliti (Arikunto, 2004 : 132). Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah total populasi. Menurut Arikunto (2004 : 198), apabila jumlah
sampel kurang dari 100 maka sebaiknya diambil semua. Jadi peneliti mengambil
sampel sejumlah populasi yang ada yaitu sebanyak 37 ibu nifas dan ibu yang mempunyai
bayi usia 0-6 bulan.
Tehnik Pengumpulan Data
Jenis data dalam penelitian ini berupa data
primer yaitu data atau materi yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti pada saat
berlangsungnya penelitian adalah kuesioner yang disebarkan kepada responden
untuk mengetahui beberapa faktor yang berhubungan dengan pemberian MP ASI pada
bayi usia 0-6 bulan.